Jumat, 12 November 2010

Makalah tentang Usaha Katering

Makalah Usaha Katering

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Menggeluti bisnis makanan Selain menghasilkan keuntungan yang tinggi, makanan juga menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang. Jadi, dimanapun, kapanpun, kita membutuhkan makanan sebagai sumber pokok kehidupan. Menekuni bisnis pembuatan makanan memang membutuhkan ketekunan dan keuletan yang tinggi. Karena yang menjadi pertimbangan utama dalam menekuni bisnis ini adalah cita rasa. Salah satu bidang yang bisa digeluti dari bisnis makanan adalah usaha katering. Katering biasanya dibutuhkan pada berbagai acara seperti pesta perkawinan, seminar, acara keagamaan, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan makanan dalam jumlah tertentu. Pada kegiatan-kegiatan tersebut, biasanya pihak penyelenggara menyewa jasa catering untuk menyiapkan makanan sesuai dengan kebutuhan.

1.2 Identifikas Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ditemui dalam usaha catering :
1. Mental untuk membuka usaha katering
2. Masalah Operasional
3. Sarana & prasarana
4. Modal kerja
5. Pemasaran
6. Lokalisasi bisnis
7. Analisa ekonomi

1.3 Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah penelitian,yakni sebagai berikut :
a. Bagaimana cara meyiapkan mental untuk membangun usaha katering ?
b. Bila sekiranya mental sudah teratasi,bagaimana dengan masalah operasional ?
c. Bagaimana cara yang baik untuk memilih saran & prasana yang baik untuk usaha katering ?
d. Bagaimana dengan modal kerja untuk membangun usaha catering ?
e. Bagaimana masalah pemasarannya ?
f. Lokalisasi bisnis yang seperti apakah yang strategis?
g. Bagaimana analisa ekonomi untuk usaha catering ?

1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakta, data dan hal-hal yang berkaitan dengan usaha katering.


II. Landasan teori
Menggeluti bisnis makanan memang tidak ada matinya. Selain menghasilkan keuntungan yang tinggi, makanan juga menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang. Jadi, dimanapun, kapanpun, kita membutuhkan makanan sebagai sumber pokok kehidupan. Menekuni bisnis pembuatan makanan memang membutuhkan ketekunan dan keuletan yang tinggi. Karena yang menjadi pertimbangan utama dalam menekuni bisnis ini adalah cita rasa. Apabila makanan kita sudah sesuai dengan selera konsumen, maka dijamin pesananpun akan terus mengalir. Memang ini tidak dijamin seratus persen, karena ada juga konsumen yang selain mencari selera makan yang pas, tetapi juga mencari tempat yang sesuai.

III. Meteologi penelitian
Metode yang saya gunakan dalam penyusunan masalah ini adalah observasi perpustakaan, dan deskriptif tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah agar penulis dapat mengetahui gambaran secara sistemetis, factual dan akurat. Mengenai fakta-fakta gejala yang sudah diselidiki.
Berikut ini langkah-langkah penyusunan:
1. menentukan topic yang akan dibahas
2. penyusunan merumuskan masalah
3. mengumpulkan data. (dalam hal ini penulis membaca buku, dan melakukan browsing internet)
4. penyusunan makalah

IV. Pembahasan
1. Mental untuk membangun usaha catering
Ketika ingin membuka usaha catering,pertama tama yang harus dipersiapkan adalah mental Karena untuk menghalang berbagai hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan memadamkan perang batin antara berkeinginan dan keraguan adalah langkah pertama yang harus diatasi.
2. Masalah Operasional
Setelah sekiranya beban mental sudah teratasi, maka hal berikutnya adalah masalah operasional.Dalam masalah operasional ini yang harus diperhatikan adalah pertimbangan kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang pekerjaan itu. Misalnya untuk usaha katering, paling tidak yang dibutuhkan adalah mengerti tentang masakan. Namun untuk menjadi pengusaha katering juga tidak harus menjadi ahli masak dulu, tapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, sementara untuk tenaga ahli yang bisa memasak kita bisa melakukan perekrutan.
3. Sarana & prasarana
Tersedianya sarana dan prasaran tersebut bukan berarti harus menjadi miliknya, tetapi bisa diperoleh dari meminjam atau menyewa. Kalau harus menunggu sampai perlengkapan dimiliki dulu, sampai kapan harus memulai usaha, kecuali memang tersedia dana yang cukup untuk investasi ke bisnis katering untuk jangka panjang.
4. Modal kerja
Setelah kelengkapan operasional terpenuhi, maka perlu diperhitungkan kemungkinan penggunaan modal kerja. Jika Anda mampu membangun relasi luas, kebutuhan modal kerja bisa tidak terlalu menyerap dana secara keseluruhan. Kebutuhan pembelian bahan baku misalnya, apabila sudah mempunyai langganan dan pemasok tetap, bisa diharapkan dapat dirundingkan cara-cara pembayaran secara mundur. Untuk menanggulangi pembelian tunai, bisa diharapkan dana dari uang muka pemesanan. Kekurangan peralatan bisa disewa dengan pembayaran di belakang, hanya cukup menyelesaikan uang mukanya saja. Untuk seterusnya, kekurangan dana yang tidak mungkin bisa diundurkan, bagaimanapun juga harus tetap disediakan. Untuk mengetahui kebutuhan dan kekurangan dana secara tepat, maka harus disusun aliran dana yang rapi dan rasional, bertolak pada harga pasar.
5. Pemasaran
Selanjutnya adalah masalah pemasaran, yang merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering tidak bekerja. Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan administrasi.
6. Lokalisasi Bisnis
Hal lain yang harus diperhatikan adalah lokalisasi bisnis . Perusahaan katering, mengingat sifat pekerjaannya adalah memburu pasar dimanapun juga, maka lokasi bisnis memang tidak harus mempertimbangkan yang strategis. Usaha katering dapat dioperasikan di mana saja, sementara dapat memanfaatkan ruangan dari bagian rumah pribadi Anda. Tetapi untuk dapur, diusahakan paling tidak ada jalan yang dapat dilewati mobil. Sebab kalau usaha berkembang, kendaraan inilah yang akan merupakan alternatif pengangkutan.
7. Analisa ekonomi
Untuk pesanan “partai kecil”
Pemasukan
Snack : 200 x Rp 4.000,00 = Rp 800.000,00
Nasi box : 200 x Rp 8.000,00 = Rp 1.600.000,00
Total pemasukan = Rp 2.400.000,00

Pengeluaran
Belanja bahan baku snack = Rp 500.000,00
Belanja bahan baku nasi box = Rp 800.000,00
Biaya operasional = Rp 100.000,00
Total pengeluaran = Rp 1.400.000,00
Keuntungan
Laba bersih = Rp 2.400.000,00 - Rp 1.400.000,00
= Rp 1.000.000,00
V. Kesimpulan
Bahwa untuk memulai usaha catering berasal dari kegigihan kita untuk membangun usaha tersebut. Dan tidak memerlukan biaya yang besar. Demikian makalah yang saya buat

Daftar pustaka : http://bisnisukm.com/kiat-sukses-membuka-usaha-katering.html

Jumat, 05 November 2010

Makalah tentang Usaha Katering

Makalah Usaha Katering
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Menggeluti bisnis makanan Selain menghasilkan keuntungan yang tinggi, makanan juga menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang. Jadi, dimanapun, kapanpun, kita membutuhkan makanan sebagai sumber pokok kehidupan. Menekuni bisnis pembuatan makanan memang membutuhkan ketekunan dan keuletan yang tinggi. Karena yang menjadi pertimbangan utama dalam menekuni bisnis ini adalah cita rasa. Salah satu bidang yang bisa digeluti dari bisnis makanan adalah usaha katering. Katering biasanya dibutuhkan pada berbagai acara seperti pesta perkawinan, seminar, acara keagamaan, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan makanan dalam jumlah tertentu. Pada kegiatan-kegiatan tersebut, biasanya pihak penyelenggara menyewa jasa catering untuk menyiapkan makanan sesuai dengan kebutuhan.
1.2 Identifikas Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi beberapa masalah  yang ditemui dalam usaha catering :
1.       Mental  untuk membuka usaha katering
2.       Masalah Operasional
3.       Sarana & prasarana
4.       Modal kerja
5.       Pemasaran
6.       Lokalisasi bisnis
7.       Analisa ekonomi
1.3 Perumusan Masalah
                Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah penelitian,yakni sebagai berikut :
a.       Bagaimana cara meyiapkan mental untuk membangun usaha katering ?
b.      Bila sekiranya mental sudah teratasi,bagaimana dengan masalah operasional ?
c.       Bagaimana cara yang baik untuk memilih saran & prasana yang baik untuk usaha katering ?
d.      Bagaimana dengan modal kerja untuk membangun usaha catering ?
e.      Bagaimana masalah pemasarannya ?
f.        Lokalisasi bisnis yang seperti apakah yang strategis?
g.       Bagaimana analisa ekonomi untuk usaha catering ?
1.4 Tujuan  Penelitian
                Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakta, data dan hal-hal yang berkaitan dengan usaha katering.
II. Landasan teori
Menggeluti bisnis makanan memang tidak ada matinya. Selain menghasilkan keuntungan yang tinggi, makanan juga menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang. Jadi, dimanapun, kapanpun, kita membutuhkan makanan sebagai sumber pokok kehidupan. Menekuni bisnis pembuatan makanan memang membutuhkan ketekunan dan keuletan yang tinggi. Karena yang menjadi pertimbangan utama dalam menekuni bisnis ini adalah cita rasa. Apabila makanan kita sudah sesuai dengan selera konsumen, maka dijamin pesananpun akan terus mengalir. Memang ini tidak dijamin seratus persen, karena ada juga konsumen yang selain mencari selera makan yang pas, tetapi juga mencari tempat yang sesuai. III. Meteologi penelitian
Metode yang saya gunakan dalam penyusunan masalah ini adalah observasi perpustakaan, dan deskriptif tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah agar penulis dapat mengetahui gambaran secara sistemetis, factual dan akurat. Mengenai fakta-fakta  gejala yang sudah diselidiki.
Berikut ini langkah-langkah penyusunan:
1. menentukan topic yang akan dibahas
2. penyusunan merumuskan masalah
3. mengumpulkan data. (dalam hal ini penulis membaca buku, dan melakukan browsing internet)
4. penyusunan makalah
IV. Pembahasan
1.       Mental  untuk membangun usaha catering
Ketika ingin membuka usaha catering,pertama tama yang harus dipersiapkan adalah mental Karena untuk menghalang berbagai hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan memadamkan perang batin antara berkeinginan dan keraguan adalah langkah pertama yang harus diatasi.
2.       Masalah Operasional
Setelah sekiranya beban mental sudah teratasi, maka hal berikutnya adalah masalah operasional.Dalam masalah operasional ini yang harus diperhatikan adalah pertimbangan kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang pekerjaan itu. Misalnya untuk usaha katering, paling tidak yang dibutuhkan adalah mengerti tentang masakan. Namun untuk menjadi pengusaha katering juga tidak harus menjadi ahli masak dulu, tapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, sementara untuk tenaga ahli yang bisa memasak kita bisa melakukan perekrutan.
3.       Sarana & prasarana
Tersedianya sarana dan prasaran tersebut bukan berarti harus menjadi miliknya, tetapi bisa diperoleh dari meminjam atau menyewa. Kalau harus menunggu sampai perlengkapan dimiliki dulu, sampai kapan harus memulai usaha, kecuali memang tersedia dana yang cukup untuk investasi ke bisnis katering untuk jangka panjang.
4.       Modal kerja
Setelah kelengkapan operasional terpenuhi, maka perlu diperhitungkan kemungkinan penggunaan modal kerja. Jika Anda mampu membangun relasi luas, kebutuhan modal kerja bisa tidak terlalu menyerap dana secara keseluruhan. Kebutuhan pembelian bahan baku misalnya, apabila sudah mempunyai langganan dan pemasok tetap, bisa diharapkan dapat dirundingkan cara-cara pembayaran secara mundur. Untuk menanggulangi pembelian tunai, bisa diharapkan dana dari uang muka pemesanan. Kekurangan peralatan bisa disewa dengan pembayaran di belakang, hanya cukup menyelesaikan uang mukanya saja. Untuk seterusnya, kekurangan dana yang tidak mungkin bisa diundurkan, bagaimanapun juga harus tetap disediakan. Untuk mengetahui kebutuhan dan kekurangan dana secara tepat, maka harus disusun aliran dana yang rapi dan rasional, bertolak pada harga pasar.
5.       Pemasaran
Selanjutnya adalah masalah pemasaran, yang merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering tidak bekerja. Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan administrasi.
6.       Lokalisasi Bisnis
Hal lain yang harus diperhatikan adalah lokalisasi bisnis . Perusahaan katering, mengingat sifat pekerjaannya adalah memburu pasar dimanapun juga, maka lokasi bisnis memang tidak harus mempertimbangkan yang strategis. Usaha katering dapat dioperasikan di mana saja, sementara dapat memanfaatkan ruangan dari bagian rumah pribadi Anda. Tetapi untuk dapur, diusahakan paling tidak ada jalan yang dapat dilewati mobil. Sebab kalau usaha berkembang, kendaraan inilah yang akan merupakan alternatif pengangkutan.
7.       Analisa ekonomi
Untuk pesanan “partai kecil”
Pemasukan
Snack : 200 x Rp 4.000,00      = Rp   800.000,00
Nasi box : 200 x Rp 8.000,00   = Rp 1.600.000,00
Total pemasukan                = Rp 2.400.000,00
 
Pengeluaran
Belanja bahan baku snack       = Rp   500.000,00
Belanja bahan baku nasi box    = Rp   800.000,00
Biaya operasional              = Rp   100.000,00
Total pengeluaran              = Rp 1.400.000,00
Keuntungan
Laba bersih                    = Rp 2.400.000,00 - Rp 1.400.000,00
                               = Rp 1.000.000,00
V.  Kesimpulan
                Bahwa untuk memulai usaha catering berasal dari kegigihan kita untuk membangun usaha tersebut. Dan tidak memerlukan biaya yang besar. Demikian makalah yang saya buat
                               

Jumat, 22 Oktober 2010

Analisa Bisnis Pencucian Motor

Di perjalanan menuju kampus saya berhenti di tempat pencucian motor, mengingat jam kuliah saya masih 1 jam lagi dan motor yang selalu menemaniku udah kotor he.he., kebetulan di tempat cuci ini baru buka jadi saya adalah pelanggan pertamanya, selama saya menunggu motor yang lagi di cuci saya mencoba menganalisa bisnis cuci motor ini, karena begitu banyak bisnis ini, menguntungkan kah ??. inilah hasil analisa kasar saya mengenai bisnis ini :
Modal Awal :
* Sewa tempat per tahun (tergantung tempat)_____Rp10.000.000
* Renovasi tempat (tergantung tempat)____________Rp2.500.000
* Peralatan cuci:selang, kain lap, stick,dll____________Rp500.000
* kompressor/jet pump (mengikuti harga pasaran)____Rp5.000.000
Total Modal_____________________________________Rp18.000.000
Biaya Operasional per bulan
* Listrik,Air,Sabun,Shampo,pengkilap,dll______________Rp500.000
* Biaya perawatan_______________________________Rp500.000
* Investasi sewa tempat thn berikutnya____________Rp1.000.000
* Tidak ada Gaji pegawai (sistem bagi hasil)
Total operasional per bulan_________________________Rp2.000.000
Pendapatan per bulan dengan bagi hasil 60:40
- Ongkos cuci @Rp7000 x 25motor x 30 x 60%_________Rp3.150.000
Laba bersi per bulan_______________________________Rp1.150.000
Break even Point_____________________________________15 Bulan
• Biaya perawatan meliput perawatan peralatan cuci, pembelian baru jika ada yg rusak, dan investasi untuk pembelian jet pump baru, dengan asumsi jet pump akan rusak dalam waktu 2 tahun.
• Investasi sewa: mengingat tempat cuci ini bukan milik sendiri tentunya kita harus menyiapkan dana untuk sewa tempat tahun berikutnya.
Keuntungan akan meningkat seiiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan, asumsi pelanggan perhari analisa diatas adalah 25 motor.
Karyawan
Kita membutuhkan minimal dua orang pegawai untuk menjalankan bisnis ini bila kita sendiri tidak terlibat didalamnya.
Target Pasar
Target pasar kita adalah pemilik kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat, khususnya yang tinggal di sekitar tempat tinggal kita.
Hal-hal Yang Dibutuhkan
Bisnis ini membutuhkan tempat, paling tidak cukup untuk sebuah mobil dan beberapa sepeda motor. Juga kita harus persiapkan peralatan pendukung seperti kompresor, kain lap, selang air dan lain-lain.
Untuk pegawai, tidaklah terlau sulit mencarinya karena tidak diperlukan keahlian khusus. Tetapi meskipun demikian, harus kita memilih karyawan yang mau bekerja keras dan tidak malas. Sebagai imbalan, bisa kita memberikan gaji, atau upah per mobil dan sepeda motor yang selesai dicuci.
Sebagai ilustrasi, harga cuci sepeda motor berkisar antara Rp 6.000,- sampai Rp 7.000,-. Sedangkan untuk mobil berkisar antara Rp 10.000,- sampai Rp 17.500,-. Kita bisa menambahkan semir ban sebagai nilai tambah tanpa biaya tambahan.
Kendala
Tidak begitu banyak kendala dalam melakukan usaha ini kecuali persaingan, karena tetap banyak orang yang tidak ingin repot mencuci sendiri kendaraan mereka.
Tips
Kualitas kebersihan hasil cucian kita akan menjadi pertimbangan utama bagi para pelanggan. Jika kualitas kebersihannya dinilai kurang memuaskan maka mereka bisa mencari alternatif lain. Dan jika memang memuaskan maka mereka akan terus menggunakan jasa kita dan bahkan mempromosikannya ke kawan-kawannya yang lain.
Sebagai penghargaan kepada konsumen dan dalam rangka menarik pelanggan lebih banyak lagi, maka kita bisa memberi bonus/hadiah seperti misalnya setelah sepuluh kali cuci, akan mendapatkan gratis sekali cuci. Hal ini bisa kita tempuh dengan memberikan semacam tanda terima khusus sebagai bukti.
Alat2 yang biasanya dibutuhkan adalah:
1. kompresor penyemprot air+selang karet+Penyemprot air (1 set)
2. Ember
3. Selang air
4. Lap pembersih
5. Sikat debu
6. Sikat penggosok untuk mencuci karpet
7. Sabun
Untuk pembeliannya tergantung tempat dimana anda tinggal. Kalau dijakarta bisa dibeli didaerah Glodok
Untuk tips jangan mematok harga terlalu tinggi dan semakin cepat pengerjaan semakin baik. Yang saya lihat ramai kalau pekerjanya banyak. Mungkin bisa anda gunakan sistem komisi (berdasarkan banyaknya pekerjaan)

Analisa Bisnis service handphone

Analisa Bisnis service handphone
Meningkatnya penggunaan handphone sebagai alat komunikasi setiap harinya, memungkinkan cepat atau lambat handphone tersebut akan mengalami kerusakan seperti barang elektronik lainnya. Munculnya masalah tersebut sering mempersulit para pengguna handphone. Ketidakmampuan konsumen dalam memperbaiki kerusakan handphone mereka dapat dijadikan sebagai salah satu peluang besar untuk membuka bisnis servis handphone yang dibutuhkan konsumen.
Saat ini selain konter pulsa yang menjamur, konter servis handphone juga banyak ditemukan. Prospek pasar yang terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya penjualan handphone, menjadikan pemasaran bisnis servis handphone tidaklah susah. Pelayanan servis handphone dari mulai kerusakan pada hardware hingga software yang ada pada handphone, menjadi kebutuhan pokok para pengguna handphone saat alat komunikasi mereka sedang tidak sehat. Oleh karena itu peluang bisnis servis handphone juga dapat menjanjikan dan menghasilkan untung yang cukup besar.
Namun untuk menjalankan bisnis tersebut dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan servis handphone yang harus dimiliki seseorang sebelum dia menjalankan bisnis ini. Dari mulai cara – cara pengecekan handphone secara Benar, mengenal kerusakan handphone secara tepat, hingga mampu memperbaiki kerusakan-kerusakan handphone baik hardware maupun softwarenya. Untuk itu sebaiknya Anda ikut pelatihan atau kursus-kursus servis handphone untuk meningkatkan kemampuan yang Anda miliki, karena ini akan menjadi modal awal bagi anda untuk memulai bisnis servis handphone. contoh analisa biaya bisnis service handphone yang dibutuhkan
Modal Awal
Meja, rak kerja servis dan kursi kerja Rp 1.000.000,00
Peralatan servis hardware hp Rp 2.500.000,00
Peralatan servis software hp Rp 6.000.000,00
Bahan servis Rp 200.000,00
Bahan Sparepart Rp 500.000,00
Biaya pelatihan Rp 2.000.000,00+
Total Rp 12.200.000,00
Pengeluaran Biaya per Bulan
Sewa Tempat Rp 500.000,00
Gaji Karyawan Rp 800.000,00
Listrik/bulan Rp 150.000,00
Sparepart Rp 300.000,00
Bahan servis habis pakai Rp 300.000,00+
Total Rp 2.050.000,00

Omset per Bulan
Jasa Reparasi :
( 50.000,00 x 3 handphone ) x 30hari Rp 4.500.000,00
Penjualan Sparepart / bulan Rp 500.000,00+
Total Rp 5.000.000,00

Laba Bersih per Bulan
5.000.000,00 – 2.050.000,00 = 2.950.000,00

BEP
( 12.200.000,00 : 2.950.000,00 ) = < 5 bulan

Rabu, 06 Oktober 2010

Analisa Bisnis Warnet

Sekarang ini banyak orang mencari peluang  bisnis di bidang warnet. namun masalahnya banyak yang kurang mengerti mengenai perhitungan untung ruginya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seseorang yang ingin memulai bisnis di bidang warnet,antara lain :

1. Lokasi/tempat
Tempat yang ingin kita bangun harus strategis dan bisa memperkirakan banyaknya pengunjung yang datang setiap harinya
2. Harga jual dan Jam operasional
Bermain di warnet biasanya dihitung per jam,tetapi ada juga yang membuat paket misalkan 3 jam Rp 10.000 dan sebagainya. Hal ini tergantung dari situasi dan kondisi di lapangan dan juga permintaan dari pelanggan. Semakin panjang jam buka warnet tentunya semakin banyak omsetnya,tetapi membuat biaya operasional kita menjadi mahal karena harus membayar listrik yang menjadi mahal dan menggaji karyawan
menurut analisis saya hanya itu yang bisa dijadikan pedoman untuk memulai bisnis warnet